Nov 8, 2019

5 Tren Teknologi yang Terus Membantu Bisnis di Tahun 2020

Tren teknologi yang akan berkembang















5 Tren Teknologi yang Terus Membantu Bisnis di Tahun 2020


Ekspansi dan pertumbuhan teknologi tidak menunjukkan tanda-tanda untuk melambat dalam waktu dekat. Teknologi digital tak jarang menjadi disrupsi utama dalam industri. Bahkan saat ini, digital membentuk kembali bagaimana industri dan berbagai perusahaan di dalam industri tersebut dalam beroperasi dan berkinerja. Yang menarik adalah bahwa teknologi baru diadopsi dengan cepat, yang memaksa berbagai bisnis untuk beradaptasi dengan cepat atau berisiko ketinggalan.
Adaptasi teknologi teranyar punya sifat disruptif. Hal tersebut seringkali mengubah cara sebuah perusahaan beroperasi sedikit demi sedikit, bahkan terkadang mengubah secara keseluruhan. Dengan kata lain, teknologi selalu berdampak pada bisnis. Di penghujung 2019 ini, masih banyak menyisakan pertanyaan tentang bagaimana teknologi dapat terus memberikan impact terhadap sebuah industri. Oleh karena itu, berikut ini adalah tren teknologi yang akan membantu bisnis di masa depan, khususnya di tahun 2020.

Artificial Intelligence (AI) dan Big Data

Walaupun masih ada perdebatan seputar Artificial Intelligence (AI) dan perkembangannya—sebagian orang khawatir AI akan menggantikan peran manusia sementara yang lain cukup antusias tentang manfaatnya—pengembangan AI di Indonesia masih dalam tahap awal pengembangan dan masih jauh dari perkembangan true AI. Namun, apa yang berkembang sejauh ini telah menemukan jalannya ke industri dan perusahaan.
Saat ini, AI dan Big Data hadir di hampir semua bidang bisnis mulai dari fitur chatbot hingga layanan transkripsi hukum bertenaga AI yang digunakan oleh firma hukum hingga penggunaan praktis dalam industri, seperti kesehatan, manufaktur, pendidikan, dan lain-lain. AI bisa dibilang adalah teknologi yang paling cepat diadopsi karena menggunakan machine learning, pembelajaran yang dalam, dan kemampuan pengenalan alami yang dapat digunakan oleh berbagai bisnis baik besar maupun kecil. Karena potensinya yang tampaknya tidak terbatas, tren AI akan terus mempengaruhi bisnis dan mendorong inovasi melalui industri di tahun-tahun mendatang.
Selain AI, Implementasi big data atau himpunan data dalam jumlah besar umumnya lebih sering ditujukan untuk kebutuhan bisnis. Dewasa ini, big data banyak dijadikan sebagai salah satu penentu dalam pengambilan keputusan bisnis.
Berbicara dalam scope yang lebih luas, big data tak hanya diandalkan semata-mata untuk itu. Big data dapat diaplikasikan pada jenis usaha yang dapat memberikan perubahan lebih baik terhadap masyarakat.

Internet of Things (IoT)

Internet of Things (IoT) dipercaya sebagai satu teknologi yang semakin memengaruhi kinerja bisnis berbagai lini kegiatan organisasi. Transformasi digital dimungkinkan dengan memanfaatkan teknologi ini. Industry 4.0, Intelligent Transportation System dan Smart City adalah bidang yang memanfaatkan IoT sebagai enabler nya. Tren ini sudah mulai mempengaruhi bisnis modern dan akan terus meningkat di masa depan. Permintaan ini menciptakan kebutuhan akan lebih banyak perangkat IoT. Saat ini, perangkat pintar dan gadget perlahan menjadi standar tidak hanya untuk konsumen tetapi juga untuk bisnis. Perangkat, seperti Amazon Alexa, Echo, Google assitant, dan lainnya cukup populer di kalangan konsumen akhir-akhir ini.
Selain fokus pada kota-kota yang sudah melek digital. Bidang industri juga memiliki pasar yang besar untuk pengembangan dan implementasi IoT. Syarat yang sama juga berlaku pada perusahaan-perusahaan pasar IoT. Memang, untuk skala Nasional, Indonesia masih jauh dikatakan siap untuk implementasi proyek IoT ini. Namun, dengan mulai pada beberapa area yang sudah “matang” bukanlah langkah yang buruk, hal tersebut akan mempercepat pengembangan dan implementasi IoT sehingga, proyek IoT tidak berhenti.

Fintech

Fintech merupakan kolaborasi antara finansial/keuangan dan teknologi. Cepatnya kemajuan teknologi membantu para startup membangun inovasi produk keuangan yang berbeda dari perbankan konvensional. Di banyak negara, inovasi keuangan dari startup tersebut terbukti tidak hanya memunculkan solusi-solusi baru yang inovatif buat konsumen, tetapi sekaligus menggoyang industri keuangan yang sudah mapan.
Fintech merupakan salah satu contoh primadona dibandingkan industri lainnya karena terus bertransformasi. Fintech tidak melulu berbicara soal sistem pembayaran dan lending, tapi ada juga vertikal bisnis lainnya seperti insurtech, remitansi, regtech, blockchain, kripto, data analytics, dan lain sebagainya.
Alasan pertama, layanan Fintech menawarkan kecepatan. Dengan teknologi big data, penggunaan algoritma, dan proses online, keputusan kredit bisa diambil dalam rentang waktu sangat cepat jika dibandingkan bank konvensional. Pengisian aplikasi dilakukan sepenuhnya melalui online dengan desain teknologi yang sangat memahami perilaku para penggunanya. Pinjaman diproses tanpa perlu tatap muka dengan nasabah

Health Tech

Salah satu vertikal startup yang diprediksi bakal mengalami perkembangan adalah health tech. Dalam survei Gallen Growth Asia dilaporkan beberapa tren perkembangan layanan healthtech, mulai dari kategori, pendanaan, hingga sebarannya di wilayah Asia Pasifik.
Bidang kesehatan menjadi salah satu segmen yang saat ini banyak digarap oleh para pengembang di level startup. Umumnya menyediakan layanan reservasi dan direktori dokter, namun beberapa lainnya mengeluarkan inovasi baru yang siap diandalkan untuk kebutuhan medis penggunanya.
Di Indonesia, layanan teknologi kesehatan diprediksikan sebagai sektor yang menyimpan potensi besar. Salah satu layanan yang ada di industri ini adalah layanan konsultasi dokter online. Sudah banyak penyedia layanan ini tersedia di Indonesia. Sebagai bisnis yang bergantung kepada kepercayaan pengguna, tantangan besar bagi para penyedia layanan untuk bisa menjaganya.

Cloud Computing

Cloud computing (atau komputasi awan) saat ini sudah menjadi sesuatu yang sangat umum, terutama di kalangan pengembang software. Berbagai keunggulan cloud computing, seperti dalam skalabilitas, keandalan dan portabilitas membawakan daya tarik tersendiri, terlebih sistem pembayaran layanan cloud kebanyakan cukup fleksibel, yakni dibayarkan sesuai dengan penggunaan atau umum disebut dengan istilah “pay as you use”. Teknologi telah menjadi komponen kritis dalam operasional bisnis, berbagai kegiatan, terutama yang menghubungkan langsung dengan konsumen banyak ditompang olehnya, dan salah satu platform yang banyak digunakan tak lain adalah cloud computing.
Pembiayaan untuk kebutuhan teknologi dalam lebih diefisienkan dengan pemanfaatan teknologi cloud computing, seperti meminimalisir biaya pembelanjaan hardware dan pemeliharaan, namun untuk menciptakan nilai yang optimal bisnis juga harus mengenal betul kemampuan dan kebutuhannya. Cloud computing menawarkan sistem pembayaran yang cukup fleksibel, gunakan sumber daya tinggi saat penggunaan tinggi, dan minimalkan penggunaan sumber daya saat kebutuhan rendah. Hal ini bisa dicontohkan di beberapa skema bisnis, misalnya sistem yang ramai di masa tertentu, sebut saja toko online baju muslim.
Sudah cukup banyak pilihan layanan cloud yang saat ini tersaji. Karena bisnis membutuhkan teknologi yang handal untuk operasional bisnis yang berkelanjutan, pastikan bisnis memilih layanan cloud yang sudah teruji dan terpercaya. Setidaknya sudah ada case study atau pihak bisnis yang sebelumnya pernah menggunakan layanan tersebut dan memberikan testimoni baik. Terlepas dari itu layanan global ataupun layanan lokal.
Tren teknologi tersebut akan terus subur jika pengembangan produk terus dilakukan. Inisiatif inovasi dari korporasi menjadi penting dalam hal ini, terutama perusahaan dengan market access yang besar. Telkomsel sebagai perusahaan telekomunikasi dengan lebih dari 163 juta pengguna, lebih dari 189.000 BTS yang beroperasi di 11 wilayah Indonesia, dan lebih dari 5.500 talenta di dalamnya, saat ini tengah melakukan upaya transformasi digital dengan kegiatan yang dapat membuka potensi inovator Tanah Air.
Telkomsel memperkuat keseriusannya dalam mendorong inovasi digital di Indonesia tersebut melalui program Telkomsel Innovation Center (TINC). Bentuk dukungannya antara lain berupa penyediaan laboratorium IoT (bagi startup yang menggunakan teknologi ini), development funding, development kit, platform, 5G Lab, working space, serta networking access bagi para startup, developer, maupun system integrator dengan para pemain industri terkait.
Tertarik dengan program inovasi dan segala keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan kolaborasi bersama TINC? Telkomsel telah membuka batch 4 dari program inovasi mereka. Informasi lebih lengkap, masuk ke www.instagram.com/tinc.id dan tinc.id.
Disclosure: Artikel ini adalah artikel bersponsor yang didukung oleh Telkomsel.
Sumber : DailySocial.id adalah portal berita startup dan inovasi teknologi. Kamu bisa menjadi member komunitas startup dan inovasi DailySocial.id, mengunduh laporan riset dan statistik seputar teknologi secara cuma-cuma, dan mengikuti berita startup Indonesia dan gadget terbaru.

Siapa Aplikasi E-wallet dengan Pengguna Terbanyak di Indonesia?

Siapa Aplikasi E-wallet dengan Pengguna Terbanyak di Indonesia?

Siapa Aplikasi E-wallet dengan Pengguna Terbanyak di Indonesia?
12 August 2019 | Vivin Dian Devita
Riset dan Data
belanja online
Inilah rangking 10 besar aplikasi e-wallet yang paling populer di Indonesia sejak 2017-2019.

Layanan mobile payment semakin populer seiring meningkatnya pemakaian smartphone hingga 70% dalam lima tahun terakhir di Indonesia. Terlebih, semakin banyak pilihan aplikasi e-wallet tanpa kartu untuk bertransaksi. Berdasarkan data dari Bank Indonesia, sudah ada 38 e-wallet yang mendapatkan lisensi resmi. Pada tahun 2018, transaksi e-wallet di Indonesia mencapai angka USD1.5 miliar dan diprediksikan akan meningkat menjadi USD 25 miliar pada tahun 2023. Tapi siapakah e-wallet paling popular di Indonesia?

iPrice Group berkolaborasi dengan perusahaan analisis data terpercaya App Annie, berusaha merangkum olahan data yang lebih baik mengenai aplikasi e-wallet paling populer di Indonesia. Menggunakan data jumlah download aplikasi dan pengguna aktif bulanan, riset ini menghadirkan statistik yang lebih konkret untuk mengetahui siapa saja aplikasi e-wallet di Indonesia. Artikel dan olahan data ini akan terus diperbaharui secara berkala demi menjaga validitas informasi terkait e-wallet.

Dari olahan itu, ada 10 temuan utama dari aplikasi e-wallet paling popular di Indonesia:


1. Aplikasi E-wallet lokal masih mendominasi metode pembayaran cashless di Indonesia.

Banyaknya pemain lokal di industri fintech Indonesia menjadikan aplikasi e-wallet lokal masih sebagai primadona untuk solusi cashless di Indonesia. Berdasarkan data Q2 2019 yang didapatkan dari App Annie 5 besar aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif bulanan terbanyak masih diduduki oleh pemain lokal yaitu Go-Pay, OVO, DANA, LinkAja, dan Jenius.

Sama halnya dengan jumlah download aplikasi, aplikasi e-wallet lokal berhasil menduduki peringkat 5 teratas dengan Go-Pay pada urutan pertama, OVO di posisi kedua, diikuti oleh DANA peringkat ketiga, LinkAja peringkat keempat dan iSaku urutan kelima.

*Jenius tidak sebatas aplikasi e-wallet, tapi merupakan aplikasi perbankan yang memungkinkan pengguna melakukan transaksi antar platform finansial yang berbeda seperti isi ulang saldo e-wallet lain dan berkirim valuta asing baik secara offline maupun online.

2. Perkembangan aplikasi e-wallet milik perusahaan berbasis internet meningkat 50% sejak Q4 2017.

Kurangnya akses rekening bank serta tingginya angka “unbanked” populasi di Indonesia memberikan udara segar bagi perusahaan berbasis internet dengan layanan fintech untuk memperluas jangkauan. Layanan fintech dianggap bisa memberikan kemudahan untuk bertransaksi baik online maupun offline hanya dalam satu platform yaitu aplikasi e-wallet.

Aplikasi e-wallet milik perusahaan berbasis internet meningkat 50% dari Q4 2017 hingga Q2 2019, ada 4 perusahaan berbasis internet dari total 10 aplikasi e-wallet di kuartal ini yaitu Go-Jek, DANA, Paytren dan DOKU. Penggolongan ini disiarkan pada laporan ASEAN Mobile Payment 2019 oleh Nomura. Peningkatan produk e-wallet merupakan dorongan dari OJK (Otoritas Jasa keuangan) dalam upaya meningkatkan perkembangan ekonomi di Indonesia.

Potensi perkembangan aplikasi e-wallet juga diprediksikan akan semakin gemilang mengingat bonus demografi Indonesia pada tahun 2030 dimana penduduk usia produktif akan lebih besar. Berdasarkan hasil riset Jakpat bekerjasama dengan DailySocial 74.6% pengguna aplikasi e-wallet adalah pada usia produktif 20-35 tahun.

3. 4 Aplikasi E-wallet kepemilikan bank masuk 10 besar dengan pengguna aktif bulanan terbanyak di Indonesia.

Aplikasi e-wallet hasil produk bank memiliki banyak pengguna aktif bulanan di Indonesia. Kebanyakan e-wallet ini terkoneksi dengan akun rekening pengguna di masing-masing bank terkait.

Ada 4 produk aplikasi e-wallet milik bank dari keseluruhan aplikasi e-wallet yang aktif di kuartal keempat tahun 2017. Masing-masing bank itu yakni Bank CIMB dengan produk Go Mobile by CIMB, BTPN dengan Jenius, BCA dengan Sakuku dan Mega Mobile milik Bank Mega.

Pada Q2 tahun 2019 ini, 4 aplikasi e-wallet milik bank berada di peringkat 10 besar dengan pengguna aktif bulanan terbanyak. “Pemain lama” tetap eksis, yaitu Jenius, Go Mobile by Cimb, dan Sakuku. Pemain lain adalah Mega Mobile milik Bank Mega, yang berhasil masuk daftar 10 besar aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif bulanan terbanyak pada periode Q4 2017 hingga Q2 2018.”


4. Go-Pay, aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif bulanan terbanyak di Indonesia.

Go-Pay sebagai salah produk dari startup decacorn pertama di Indonesia Go-Jek menjadi aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif terbanyak di Indonesia. Walaupun aplikasi Go-jek tidak digolongkan dalam aplikasi finance di App Annie, menurut informasi dari Medium 30% dari total transaksi uang elektronik di Indonesia berasal dari Go-Pay. Februari 2019, Go-Pay berhasil menyentuh angka transaksi sebesar USD 6.3 miliar dengan total 70% didapatkan dari transaksi Go-Jek menggunakan Go-Pay sebagai metode pembayaran. Go-Pay juga merupakan metode pembayaran utama dari Go-Food, yang juga merupakan aplikasi pengantar makanan terbesar di Asia Tenggara. Selain itu dikabarkan melalui DailySocial, Go-Pay juga dikabarkan resmi menjadi salah opsi pembayaran yang tersedia di Google Play setelah realisasi investasi yang diluncurkan Google ke Go-Jek awal tahun lalu.

5. DANA aplikasi e-wallet baru yang stabil diposisi top 5 sejak berdiri di Q4 2018.

DANA sebagai pendatang baru aplikasi e-wallet di Indonesia langsung menunjukan kegigihannya untuk menjadi pioneer aplikasi e-wallet di Indonesia. DANA pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 2018 dan langsung memperkenalkan layanan berbasis open platform. Berdasarkan data Riset iPrice Group, DANA memiliki pengguna aktif bulanan yang relatif stabil sejak Q4 2018 hingga Q2 2019. Dana berhasil naik satu peringkat di kuartal 2 2019 menggantikan LinkAja di posisi ketiga. Berbeda dengan jumlah download aplikasi, DANA turun satu peringkat ke posisi 3 digantikan oleh OVO pada Q2 2019. DANA merupakan layanan aplikasi e-wallet hasil kerjasama Emtek group dan Ant Financial juga merupakan aplikasi e-wallet resmi yang bisa digunakan untuk transaksi di e-commerce Bukalapak melalui BukaDompet.

6. Peringkat pengguna OVO terus meningkat sejak Q2 2017.

OVO, aplikasi e-wallet milik Lippo Group berhasil menduduki peringkat kedua berdasarkan jumlah download aplikasi di Q2 2019. OVO bisa digunakan sebagai metode pembayaran untuk transaksi offline di Matahari Department Store and Lippo Mall. Untuk transportasi, OVO merupakan metode pembayaran di Grab Indonesia, melebarkan kerjasama OVO juga menggandeng e-commerce unicorn Indonesia, Tokopedia dengan OVO Cash. Kerjasama yang dilakukan oleh OVO dengan Tokopedia merupakan satu langkah besar untuk meningkatkan jumlah pengguna OVO di Indonesia. Berdasarkan data Map of Ecommerce Indonesia Q1 2019 Tokopedia menduduki peringkat pertama di platform iOS dan Android.

Jika melihat grafik perkembangan OVO, jumlah download aplikasi menurun dari peringkat ke-2 ke peringkat ke-3 di Q1 2018, tapi untuk pengguna aktif bulanan OVO meningkat satu peringkat di Q1 2018 mengalahkan LinkAja. Dikutip dari Jakarta Globe kerjasama OVO dengan Lion Air Group juga meningkatkan pengguna OVO. Kerjasama ini memberi keuntungan tambahan pada pelanggan OVO dengan mendapatkan loyalty points 20,000 setara Rp 20,000 setiap menggunakan maskapai penerbangan Wings Air, Batik Air dan Lion Air.

7. LinkAja, aplikasi e-wallet BUMN terus memperluas kerjasama dengan merchants.

LinkAja, aplikasi e-wallet gabungan berbagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yaitu T-Cash milik Telkomsel, Mandiri e-cash milik Bank Mandiri, UnikQu milik BNI, T-Money milik Telkom dan T-Bank milik BRI. Migrasi ini dimulai sejak 30 Juni 2019, LinkAja resmi menjadi saingan Go-Pay dan OVO yang sudah lebih dulu terjun di dunia fintech, dengan total 22 juta pengguna yang sudah terdaftar.

Grafik pengguna aktif bulanan LinkAja terlihat stabil meskipun terjadi penggabungan beberapa aplikasi e-wallet dan e-money pada Q2 2019. Berdasarkan riset iPrice, LinkAja bertahan di posisi ketiga dari Q2 2018 hingga Q1 2019. Untuk data jumlah download aplikasi, terjadi penurunan pada Q4 2018, LinkAja yang saat itu masih dalam aplikasi T-Cash turun dua peringkat disalip oleh OVO dan DANA yang memang sedang gencar melakukan promosi cashback pada kuartal itu.

LinkAja dikabarkan akan berkolaborasi dengan Go-Jek agar bisa digunakan sebagai alternatif pembayaran selain Go-Pay dalam aplikasi Go-Jek.

8. Penawaran cashback dan penambahan poin adalah promosi yang paling digandrungi oleh para pengguna e-wallet di Indonesia.

Penawaran instan cashback dan penambahan poin dengan menggunakan aplikasi e-wallet menjadi strategi pemasaran yang ampuh untuk menggaet pengguna dalam menggunakan aplikasi e-wallet sebagai salah satu metode pembayaran tanpa tunai. Dilansir dari Tirto, Go-Pay sebagai salah satu pemain dominan di aplikasi e-wallet menawarkan cashback hingga 20-40% untuk membayar minuman dan makanan selama bulan Juli 2019. Cashback juga diklaim membantu meningkatkan penjualan merchants yang bekerja sama dengan aplikasi e-wallet tersebut. Cashback tidak bisa diuangkan, hanya bisa digunakan kembali dengan aplikasi e-wallet yang sama. Sama halnya dengan bonus poin bisa digunakan untuk mendapatkan potongan harga pada transaksi selanjutnya.

9. Pembayaran ecommerce, transportasi umum dan retail fisik adalah servis yang dimiliki hampir disemua aplikasi e-wallet.

Tim Riset iPrice mengumpulkan data mengenai jenis servis yang diberikan dari 38 aplikasi e-wallet dan e-money yang tersedia di Indonesia. Analisis membuktikan bahwa pembayaran retail offline merupakan servis yang paling banyak diberikan oleh aplikasi e-wallet di Indonesia. Berdasarkan laporan dari Nomura ASEAN internet: Opening up the mobile wallet Go-Pay memiliki 10 tipe servis yaitu, penghantar makanan, transportasi publik, pembelian tiket bioskop, pembayaran ecommerce, pembayaran layanan logistik, P2P (peer to peer), pengisian pulsa, pembayaran tagihan bulanan dan penarikan tunai.

LinkAja memiliki 9 variasi tipe servis hampir sama seperti Go-Pay, hanya saja tidak memiliki akses untuk pembayaran ride hailing. Sementara, Paytren memiliki 8 tipe servis. DANA dan OVO berada di peringkat yang sama dimana mereka menyediakan 7 tipe servis aplikasi e-wallet yang bisa digunakan di Indonesia. Perbedaanya, DANA bisa digunakan untuk pembayaran pada aplikasi gaming sedangkan OVO unggul dengan kemitraannya bersama Grab Indonesia untuk pembayaran transportasi.

10. QR pay menjadi metode pembayaran paling banyak dipakai diaplikasi e-wallet.

QR pay atau QRC (Quick Response Code) merupakan salah satu metode pembayaran yang digunakan oleh aplikasi e-wallet di Indonesia. Ada 19 aplikasi e-wallet yang terdaftar menggunakn metode ini sebagai opsi pembayaran. Mei 2019, pemerintah Indonesia mengeluarkan QRIS (Quick Response Indoesia Standard) sebagai salah satu standarisasi upaya pengingkatan penggunaan pembayaran cashless di Indonesia. Pembayaran via QR code juga dijadikan sebagai solusi untuk metode pembayaran pengganti kartu bagi 65 juta UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Indonesia.

***

Siapa Aplikasi E-wallet dengan Pengguna Terbanyak di Indonesia?

Siapa Aplikasi E-wallet dengan Pengguna Terbanyak di Indonesia?

12 August 2019 | Vivin Dian Devita
Inilah rangking 10 besar aplikasi e-wallet yang paling populer di Indonesia sejak 2017-2019.
Layanan mobile payment semakin populer seiring meningkatnya pemakaian smartphone hingga 70% dalam lima tahun terakhir di Indonesia. Terlebih, semakin banyak pilihan aplikasi e-wallet tanpa kartu untuk bertransaksi. Berdasarkan data dari Bank Indonesia, sudah ada 38 e-wallet yang mendapatkan lisensi resmi. Pada tahun 2018, transaksi e-wallet di Indonesia mencapai angka USD1.5 miliar dan diprediksikan akan meningkat menjadi USD 25 miliar pada tahun 2023. Tapi siapakah e-wallet paling popular di Indonesia?
iPrice Group berkolaborasi dengan perusahaan analisis data terpercaya App Annie, berusaha merangkum olahan data yang lebih baik mengenai aplikasi e-wallet paling populer di Indonesia. Menggunakan data jumlah download aplikasi dan pengguna aktif bulanan, riset ini menghadirkan statistik yang lebih konkret untuk mengetahui siapa saja aplikasi e-wallet di Indonesia. Artikel dan olahan data ini akan terus diperbaharui secara berkala demi menjaga validitas informasi terkait e-wallet.
Dari olahan itu, ada 10 temuan utama dari aplikasi e-wallet paling popular di Indonesia:
1. Aplikasi E-wallet lokal masih mendominasi metode pembayaran cashless di Indonesia.
Banyaknya pemain lokal di industri fintech Indonesia menjadikan aplikasi e-wallet lokal masih sebagai primadona untuk solusi cashless di Indonesia. Berdasarkan data Q2 2019 yang didapatkan dari App Annie 5 besar aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif bulanan terbanyak masih diduduki oleh pemain lokal yaitu Go-Pay, OVO, DANA, LinkAja, dan Jenius.
Sama halnya dengan jumlah download aplikasi, aplikasi e-wallet lokal berhasil menduduki peringkat 5 teratas dengan Go-Pay pada urutan pertama, OVO di posisi kedua, diikuti oleh DANA peringkat ketiga, LinkAja peringkat keempat dan iSaku urutan kelima.
*Jenius tidak sebatas aplikasi e-wallet, tapi merupakan aplikasi perbankan yang memungkinkan pengguna melakukan transaksi antar platform finansial yang berbeda seperti isi ulang saldo e-wallet lain dan berkirim valuta asing baik secara offline maupun online.
2. Perkembangan aplikasi e-wallet milik perusahaan berbasis internet meningkat 50% sejak Q4 2017.
Kurangnya akses rekening bank serta tingginya angka “unbanked” populasi di Indonesia memberikan udara segar bagi perusahaan berbasis internet dengan layanan fintech untuk memperluas jangkauan. Layanan fintech dianggap bisa memberikan kemudahan untuk bertransaksi baik online maupun offline hanya dalam satu platform yaitu aplikasi e-wallet.
Aplikasi e-wallet milik perusahaan berbasis internet meningkat 50% dari Q4 2017 hingga Q2 2019, ada 4 perusahaan berbasis internet dari total 10 aplikasi e-wallet di kuartal ini yaitu Go-Jek, DANA, Paytren dan DOKU. Penggolongan ini disiarkan pada laporan ASEAN Mobile Payment 2019 oleh Nomura. Peningkatan produk e-wallet merupakan dorongan dari OJK (Otoritas Jasa keuangan) dalam upaya meningkatkan perkembangan ekonomi di Indonesia.
Potensi perkembangan aplikasi e-wallet juga diprediksikan akan semakin gemilang mengingat bonus demografi Indonesia pada tahun 2030 dimana penduduk usia produktif akan lebih besar. Berdasarkan hasil riset Jakpat bekerjasama dengan DailySocial 74.6% pengguna aplikasi e-wallet adalah pada usia produktif 20-35 tahun.
3. 4 Aplikasi E-wallet kepemilikan bank masuk 10 besar dengan pengguna aktif bulanan terbanyak di Indonesia.
Aplikasi e-wallet hasil produk bank memiliki banyak pengguna aktif bulanan di Indonesia. Kebanyakan e-wallet ini terkoneksi dengan akun rekening pengguna di masing-masing bank terkait.
Ada 4 produk aplikasi e-wallet milik bank dari keseluruhan aplikasi e-wallet yang aktif di kuartal keempat tahun 2017. Masing-masing bank itu yakni Bank CIMB dengan produk Go Mobile by CIMB, BTPN dengan Jenius, BCA dengan Sakuku dan Mega Mobile milik Bank Mega.
Pada Q2 tahun 2019 ini, 4 aplikasi e-wallet milik bank berada di peringkat 10 besar dengan pengguna aktif bulanan terbanyak. “Pemain lama” tetap eksis, yaitu Jenius, Go Mobile by Cimb, dan Sakuku. Pemain lain adalah Mega Mobile milik Bank Mega, yang berhasil masuk daftar 10 besar aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif bulanan terbanyak pada periode Q4 2017 hingga Q2 2018.”
4. Go-Pay, aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif bulanan terbanyak di Indonesia.
Go-Pay sebagai salah produk dari startup decacorn pertama di Indonesia Go-Jek menjadi aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif terbanyak di Indonesia. Walaupun aplikasi Go-jek tidak digolongkan dalam aplikasi finance di App Annie, menurut informasi dari Medium 30% dari total transaksi uang elektronik di Indonesia berasal dari Go-Pay. Februari 2019, Go-Pay berhasil menyentuh angka transaksi sebesar USD 6.3 miliar dengan total 70% didapatkan dari transaksi Go-Jek menggunakan Go-Pay sebagai metode pembayaran. Go-Pay juga merupakan metode pembayaran utama dari Go-Food, yang juga merupakan aplikasi pengantar makanan terbesar di Asia Tenggara. Selain itu dikabarkan melalui DailySocial, Go-Pay juga dikabarkan resmi menjadi salah opsi pembayaran yang tersedia di Google Play setelah realisasi investasi yang diluncurkan Google ke Go-Jek awal tahun lalu.
5. DANA aplikasi e-wallet baru yang stabil diposisi top 5 sejak berdiri di Q4 2018.
DANA sebagai pendatang baru aplikasi e-wallet di Indonesia langsung menunjukan kegigihannya untuk menjadi pioneer aplikasi e-wallet di Indonesia. DANA pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 2018 dan langsung memperkenalkan layanan berbasis open platform. Berdasarkan data Riset iPrice Group, DANA memiliki pengguna aktif bulanan yang relatif stabil sejak Q4 2018 hingga Q2 2019. Dana berhasil naik satu peringkat di kuartal 2 2019 menggantikan LinkAja di posisi ketiga. Berbeda dengan jumlah download aplikasi, DANA turun satu peringkat ke posisi 3 digantikan oleh OVO pada Q2 2019. DANA merupakan layanan aplikasi e-wallet hasil kerjasama Emtek group dan Ant Financial juga merupakan aplikasi e-wallet resmi yang bisa digunakan untuk transaksi di e-commerce Bukalapak melalui BukaDompet.
6. Peringkat pengguna OVO terus meningkat sejak Q2 2017.
OVO, aplikasi e-wallet milik Lippo Group berhasil menduduki peringkat kedua berdasarkan jumlah download aplikasi di Q2 2019. OVO bisa digunakan sebagai metode pembayaran untuk transaksi offline di Matahari Department Store and Lippo Mall. Untuk transportasi, OVO merupakan metode pembayaran di Grab Indonesia, melebarkan kerjasama OVO juga menggandeng e-commerce unicorn Indonesia, Tokopedia dengan OVO Cash. Kerjasama yang dilakukan oleh OVO dengan Tokopedia merupakan satu langkah besar untuk meningkatkan jumlah pengguna OVO di Indonesia. Berdasarkan data Map of Ecommerce Indonesia Q1 2019 Tokopedia menduduki peringkat pertama di platform iOS dan Android.
Jika melihat grafik perkembangan OVO, jumlah download aplikasi menurun dari peringkat ke-2 ke peringkat ke-3 di Q1 2018, tapi untuk pengguna aktif bulanan OVO meningkat satu peringkat di Q1 2018 mengalahkan LinkAja. Dikutip dari Jakarta Globe kerjasama OVO dengan Lion Air Group juga meningkatkan pengguna OVO. Kerjasama ini memberi keuntungan tambahan pada pelanggan OVO dengan mendapatkan loyalty points 20,000 setara Rp 20,000 setiap menggunakan maskapai penerbangan Wings Air, Batik Air dan Lion Air.
7. LinkAja, aplikasi e-wallet BUMN terus memperluas kerjasama dengan merchants.
LinkAja, aplikasi e-wallet gabungan berbagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yaitu T-Cash milik Telkomsel, Mandiri e-cash milik Bank Mandiri, UnikQu milik BNI, T-Money milik Telkom dan T-Bank milik BRI. Migrasi ini dimulai sejak 30 Juni 2019, LinkAja resmi menjadi saingan Go-Pay dan OVO yang sudah lebih dulu terjun di dunia fintech, dengan total 22 juta pengguna yang sudah terdaftar.
Grafik pengguna aktif bulanan LinkAja terlihat stabil meskipun terjadi penggabungan beberapa aplikasi e-wallet dan e-money pada Q2 2019. Berdasarkan riset iPrice, LinkAja bertahan di posisi ketiga dari Q2 2018 hingga Q1 2019. Untuk data jumlah download aplikasi, terjadi penurunan pada Q4 2018, LinkAja yang saat itu masih dalam aplikasi T-Cash turun dua peringkat disalip oleh OVO dan DANA yang memang sedang gencar melakukan promosi cashback pada kuartal itu.
LinkAja dikabarkan akan berkolaborasi dengan Go-Jek agar bisa digunakan sebagai alternatif pembayaran selain Go-Pay dalam aplikasi Go-Jek.
8. Penawaran cashback dan penambahan poin adalah promosi yang paling digandrungi oleh para pengguna e-wallet di Indonesia.
Penawaran instan cashback dan penambahan poin dengan menggunakan aplikasi e-wallet menjadi strategi pemasaran yang ampuh untuk menggaet pengguna dalam menggunakan aplikasi e-wallet sebagai salah satu metode pembayaran tanpa tunai. Dilansir dari Tirto, Go-Pay sebagai salah satu pemain dominan di aplikasi e-wallet menawarkan cashback hingga 20-40% untuk membayar minuman dan makanan selama bulan Juli 2019. Cashback juga diklaim membantu meningkatkan penjualan merchants yang bekerja sama dengan aplikasi e-wallet tersebut. Cashback tidak bisa diuangkan, hanya bisa digunakan kembali dengan aplikasi e-wallet yang sama. Sama halnya dengan bonus poin bisa digunakan untuk mendapatkan potongan harga pada transaksi selanjutnya.
9. Pembayaran ecommerce, transportasi umum dan retail fisik adalah servis yang dimiliki hampir disemua aplikasi e-wallet.
Tim Riset iPrice mengumpulkan data mengenai jenis servis yang diberikan dari 38 aplikasi e-wallet dan e-money yang tersedia di Indonesia. Analisis membuktikan bahwa pembayaran retail offline merupakan servis yang paling banyak diberikan oleh aplikasi e-wallet di Indonesia. Berdasarkan laporan dari Nomura ASEAN internet: Opening up the mobile wallet Go-Pay memiliki 10 tipe servis yaitu, penghantar makanan, transportasi publik, pembelian tiket bioskop, pembayaran ecommerce, pembayaran layanan logistik, P2P (peer to peer), pengisian pulsa, pembayaran tagihan bulanan dan penarikan tunai.
LinkAja memiliki 9 variasi tipe servis hampir sama seperti Go-Pay, hanya saja tidak memiliki akses untuk pembayaran ride hailing. Sementara, Paytren memiliki 8 tipe servis. DANA dan OVO berada di peringkat yang sama dimana mereka menyediakan 7 tipe servis aplikasi e-wallet yang bisa digunakan di Indonesia. Perbedaanya, DANA bisa digunakan untuk pembayaran pada aplikasi gaming sedangkan OVO unggul dengan kemitraannya bersama Grab Indonesia untuk pembayaran transportasi.
10. QR pay menjadi metode pembayaran paling banyak dipakai diaplikasi e-wallet.
QR pay atau QRC (Quick Response Code) merupakan salah satu metode pembayaran yang digunakan oleh aplikasi e-wallet di Indonesia. Ada 19 aplikasi e-wallet yang terdaftar menggunakn metode ini sebagai opsi pembayaran. Mei 2019, pemerintah Indonesia mengeluarkan QRIS (Quick Response Indoesia Standard) sebagai salah satu standarisasi upaya pengingkatan penggunaan pembayaran cashless di Indonesia. Pembayaran via QR code juga dijadikan sebagai solusi untuk metode pembayaran pengganti kartu bagi 65 juta UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Indonesia.
***
Tentang iPrice Group
iPrice Group adalah situs meta-search yang beroperasi di 7 negara sekitar Asia Tenggara, yaitu; MalaysiaSingaporeIndonesiaThailandPhilippinesVietnam, dan Hong Kong.
Saat ini, iPrice membandingkan dan memiliki katalog lebih dari 500 juta produk dan mendapatkan sekitar 20 juta kunjungan per bulan secara regional.
***

Konten terkait






Nov 4, 2019

14 Cara Pembayaran Tanpa Rekening dan Kartu Kredit untuk Belanja Online

14 Cara  Pembayaran  Belanja OnlineTanpa Rekening dan Kartu Kredit 
Anda ingin belanja online, tetapi tidak memiliki Rekening bank atau kartu kredit, ga usah galau,  Anda bisa mencoba sejumlah alternatif alat pembayaran di bawah ini.
Deskripsi singkat: Artikel ini membahas mengenai alatcara mendaftarlangkah penggunaan dan plus minus bertransaksi di toko online Indonesia tanpa menggunakan rekening 
bank atau kartu kredit.
Klik masing-masing poin utama dalam artikel ini untuk detail lebih lanjut:
  1. Daftar Alat Pembayaran Tanpa Rekening dan Kartu Kredit untuk Belanja Online
  2. Cara Mendaftar Alat Pembayaran Tanpa Rekening dan Kartu Kredit untuk Belanja Online
  3. Cara Menggunakan Alat Pembayaran Tanpa Rekening dan Kartu Kredit untuk Belanja Online
  4. Keuntungan Menggunakan Alat Pembayaran Tanpa Rekening dan Kartu Kredit untuk Belanja Online
  5. Kelemahan Menggunakan Alat Pembayaran Tanpa Rekening dan Kartu Kredit untuk Belanja Online

Daftar Alat Pembayaran Tanpa Rekening dan Kartu Kredit untuk Belanja Online

Bisakah Anda belanja di toko online Indonesia tanpa rekening, kartu kredit atau kartu debit? Jawabannya bisa. Cukup gunakan salah satu dari 14 instrumen pembayaran yang kami rangkum berikut ini.
1. Go-Pay
Tentang Go-Pay:
Go-Pay adalah fitur uang elektronik berupa saldo yang awalnya hanya dipakai untuk melakukan pembayaran berbagai layanan di dalam aplikasi Go-Jek. Go-Pay memiliki fitur untuk transfer uang, menarik uang, dan menarik uang ke rekening bank. Seiring perkembangannya, Go-Pay kini dapat dipakai untuk transaksi layanan di luar aplikasinya, termasuk untuk berbelanja di toko online.
Fitur Layanan Pembayaran Go-Pay:
  • Pembayaran transaksi e-commerce
  • Pembayaran transaksi pesan makanan
  • Pembayaran transaksi ekspedisi barang
  • Pembayaran transaksi pembelian tiket bioskop
  • Pembayaran transaksi isi ulang pulsa
  • Pembayaran tagihan rumah tangga
  • Pembayaran transportasi
  • Transfer uang ke sesama pengguna Go-Pay yang sudah terverifikasi
  • Penarikan saldo untuk pengguna Go-Pay yang sudah terverifikasi
Tipe: aplikasi berbasis jaringan internet
2. OVO
Tentang OVO:
OVO adalah aplikasi pembayaran yang berbentuk saldo elektronik (OVO Cash) dan poin (OVO Points) untuk kegiatan transaksi di sejumlah rekanan yang telah bekerja sama, baik rekanan fisik maupun rekanan dalam jaringan internet.
Daftar Layanan Pembayaran OVO:
  • Pembayaran transaksi e-commerce
  • Pembayaran transaksi pesan makanan
  • Pembayaran transportasi
  • Pembayaran isi ulang pulsa
  • Pembayaran biaya parkir
  • Pembayaran tagihan rumah tangga
  • Pembayaran donasi
Tipe: aplikasi berbasis jaringan internet
3. LinkAja
Tentang LinkAja:
Link aja adalah aplikasi layanan keuangan elektronik yang dipakai untuk melakukan transaksi keuangan. Pada Februari 2019, LinkAja bertransformasi dari T-Cash yang waktu itu hanya melayani transaksi keuangan elektronik untuk pengguna operator jaringan Telkomsel.
Daftar Layanan Pembayaran LinkAja:
  • Pembayaran belanja e-commerce
  • Pembayaran merchant, restoran, toko fisik
  • Pembayaran isi ulang pulsa
  • Pembayaran transaksi pembelian tiket bioskop
  • Pembayaran tagihan rumah tangga
  • Transfer uang
Tipe: aplikasi berbasis jaringan internet
4. DANA
Tentang DANA:
DANA adalah layanan pembayaran elektronik dengan konsep platform terbuka, alias bisa dipakai untuk beragam tipe transaksi antar aplikasi. Contohnya seperti transaksi dengan aplikasi pembelian tiket bioskop, aplikasi toko online, dan sebagainya.
Daftar Layanan Pembayaran DANA:
  • Pembayaran belanja e-commerce
  • Pembayaran isi ulang pulsa
  • Pembayaran transaksi pembelian tiket bioskop
  • Pembayaran transaksi tiket transportasi
  • Pembayaran tagihan rumah tangga
  • Transfer uang
Tipe: aplikasi berbasis jaringan internet
5. Jenius
Tentang Jenius:
Jenius adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna melakukan segala transaksi non-tunai layaknya kartu debit dan kartu kredit. Tidak hanya transaksi belanja online, aktivitas perbankan lain seperti tukar menukar kurs mata uang, tarik tunai, hingga transfer uang ke pemilik rekening bank.
Daftar Layanan Pembayaran Jenius:
  • Pembayaran belanja e-commerce
  • Pembayaran merchant, restoran, toko fisik
  • Pembayaran penyedia layanan akomodasi
  • Pembayaran VISA PayWave
  • Transfer uang
Tipe: kartu dan aplikasi berbasis jaringan internet
6. Sakuku
Tentang Sakuku:
Sakuku adalah aplikasi uang elektronik yang dikeluarkan Bank BCA tanpa harus menjadi salah satu pelanggan bank tersebut.
Daftar Layanan Pembayaran Sakuku:
  • Pembayaran belanja e-commerce
  • Pembayaran merchant, restoran, toko fisik
  • Pembayaran di toko buku
  • Pembayaran transaksi pembelian tiket bioskop
  • Transfer uang ke sesama pengguna Sakuku
Tipe: aplikasi berbasis jaringan internet
7. i.Saku
Tentang i.Saku:
i.Saku adalah aplikasi uang elektronik yang dipakai untuk berbelanja melalui gerai belanja Indomaret. Aplikasi ini berada di bawah naungan PT Inti Dunia Sukses.
Daftar Layanan Pembayaran i.Saku:
  • Pembayaran belanja e-commerce
  • Pembayaran transaksi pembelian tiket bioskop
  • Pembayaran transaksi tiket transportasi
  • Pembayaran tagihan rumah tangga
  • Pembayaran tagihan program kredit
Tipe: aplikasi berbasis jaringan internet
8. Paytren
Tentang Paytren:
Paytren adalah aplikasi pembayaran dalam jaringan yang mencakup transaksi belanja sehari-hari. Aplikasi ini berada di bawah naungan PT Veritra Sentosa Internasional.
Daftar Layanan Pembayaran Paytren:
  • Pembayaran belanja e-commerce
  • Pembayaran asuransi
  • Pembayaran donasi
  • Pemabayaran tagihan rumah tangga
  • Pembayaran transaksi tiket transportasi
  • Pembayaran merchant, restoran, toko fisik
  • Transfer uang antar bank
Tipe: aplikasi berbasis jaringan internet
9. DOKU
Tentang DOKU:
DOKU adalah penyedia layanan pembayaran elektronik uang membantu memudahkan kebutuhan transaksi pengguna. Mulai dari jual, bayar, beli, kirim, dan pinjam.
Daftar Layanan Pembayaran DOKU:
  • Pembayaran belanja e-commerce
  • Pembayaran merchant, restoran, toko fisik
  • Pembayaran tagihan rumah tangga
  • Transfer uang antar sesama pengguna DOKU
Tipe: aplikasi berbasis jaringan internet
10. PayPal
Tentang PayPal:
Paypal adalah sebuah layanan berbentuk rekening virtual yang dipakai untuk melakukan aktivitas perbankan secara online.
Daftar Layanan Pembayaran PayPal:
  • Pembayaran belanja e-commerce
  • Pembayaran transaksi tiket transportasi
  • Pembayaran penyedia layanan akomodasi
  • Transfer uang antar sesama pengguna Paypal
Tipe: aplikasi berbasis jaringan internet
11. Shopee Pay
Tentang Shopee Pay:
Shopee Pay adalah fitur yang terintegrasi langsung di dalam aplikasi e-commerce Shopee. Fitur ini menjadi bagian dari pilihan metode pembayaran yang berbentuk saldo pra-bayar. Pengguna diharuskan untuk melakukan pengisian saldo sebelum berbelanja menggunakan metode pembayaran Shopee Pay.
Daftar Layanan Pembayaran Shopee Pay:
  • Pembayaran belanja e-commerce
  • Pembayaran tagihan rumah tangga
  • Pembayaran isi ulang pulsa
Tipe: aplikasi berbasis jaringan internet
12. Indomaret
Tentang Indomaret:
Indomaret adalah gerai belanja yang menyediakan produk-produk kebutuhan harian sebagai bisnis utamanya. Selain menyediakan produk sehari-hari, Indomaret juga melayani pembayaran sejumlah transaksi secara manual melalui perantara kasirnya.
Daftar Layanan Pembayaran Indomaret:
  • Pembayaran belanja e-commerce
  • Pembayaran transaksi pembelian tiket bioskop
  • Pembayaran transaksi tiket transportasi
  • Pembayaran tagihan rumah tangga
  • Pembayaran tagihan program kredit
Tipe: berbasis transaksi fisik
13. Alfamart
Tentang Alfamart:
Sama seperti Indomaret, Alfamart adalah gerai belanja yang juga menyediakan beragam produk kebutuhan harian serta melayani pembayaran sejumlah transaksi dari berbagai merchant eksternal.
Daftar Layanan Pembayaran Alfamart:
  • Pembayaran belanja e-commerce
  • Pembayaran transaksi pembelian tiket bioskop
  • Pembayaran transaksi tiket transportasi
  • Pembayaran tagihan rumah tangga
  • Pembayaran tagihan program kredit
Tipe: berbasis transaksi fisik
14. COD
Tentang COD:
COD adalah layanan di mana konsumen dan penjual sepakat untuk melakukan pembayaran ketika barang yang dibelinya sudah sampai ke alamat pengiriman
Daftar Layanan COD:
  • Pembayaran belanja e-commerce
Tipe: berbasis transaksi fisik

Cara Mendaftar Alat Pembayaran Tanpa Rekening dan Kartu Kredit untuk Belanja Online

Secara garis besar ada tiga tipe alat pembayaran; e-wallet (Gopay, OVO, LinkAja, DANA, Sakuku, i.Saku, Paytren, DOKU, Paypal, Shopee Pay), kartu pra-bayar (Jenius) dan tunai (Indomaret, Alfamart, dan COD). Mari kita uraikan masing-masing cara pendaftarannya.
1. Pendaftaran E-Wallet Pada Umumnya
  • Pilih dan unduh aplikasi e-wallet yang sesuai dengan kebutuhan transaksi.
  • Buka aplikasi e-wallet yang telah diunduh lalu klik panel registrasi/daftar untuk mengisi data nama, email, dan nomor telepon.
  • Masukan kode OTP yang dikirimkan lewat SMS ataupun e-mail.
  • Verifikasi foto wajah dan foto kartu identitas (bila perlu).
  • Tunggu proses verifikasi dan pilih kode keamanan untuk penggunaan.
2. Pendaftaran Kartu Pra-Bayar Pada Umumnya
  • Pilih dan unduh aplikasi kartu pra-bayar yang sesuai dengan kebutuhan transaksi.
  • Masukan e-mail dan nomor ponsel yang aktif pada halaman registrasi di aplikasi.
  • Upload foto KTP/identitas asli.
  • Personalisasi akun dengan memilih nama user, password, kode pin (bila diperlukan).
  • Aktivasi dengan melakukan verifikasi wajah/foto diri pengguna. Bisa juga dengan aktivasi langsung ke lokasi pendaftaran fisik.
3. Pembayaran Tunai. Pilihan ini tidak memerlukan pendaftaran ke toko terkait untuk bertransaksi tunai.

Cara Menggunakan Alat Pembayaran Tanpa Rekening dan Kartu Kredit untuk Belanja Online

a. Cara Bayar Belanja Online Pakai Go-Pay
  1. Buka aplikasi Go-Jek dan klik “Scan QR”
  2. Scan kode QR Go-Pay yang tersedia atau scan kode QR yang diterima dari platform belanja online
  3. Masukan nominal dan pastikan jumlahnya sesuai dengan total transaksi
  4. Masukan PIN Go-Pay
  5. Transaksi selesai
b. Cara Bayar Belanja Online Pakai OVO
  1. Tentukan barang atau pilih tagihan yang ingin dibayar
  2. Pilih salah satu dari OVO Cash atau OVO Points di halaman metode pembayaran
  3. Masukan kode keamanan
  4. Transaksi selesai
c. Cara Bayar Belanja Online Pakai LinkAja
  1. Pilih metode pembayaran LinkAja ketika ingin menyelesaikan transaksi online
  2. Masukan nomor HP dan PIN LinkAja
  3. Transaksi selesai
d. Cara Bayar Belanja Online Pakai DANA
  1. Klik tombol “Beli” pada produk yang diinginkan
  2. Pilih metode pembayaran DANA dan klik tombol “Bayar”
  3. Klik tombol “Lanjutkan” untuk meneruskan transaksi pembayaran
  4. Transaksi selesai
e. Cara Bayar Belanja Online Pakai JENIUS
  1. Pilih metode pembayaran Jenius Pay
  2. Masukkan $Cashtag yang dimiliki
  3. Buka Notification Center di Jenius App lalu pilih menu permintaan
  4. Cek permintaan pengiriman uang yang masuk dan kemudian pilih rekening untuk pembayaran
  5. Transaksi selesai
f. Cara Bayar Belanja Online Pakai Sakuku
  1. Klik “Uang Elektronik” pada kolom metode pembayaran, lalu pilih Sakuku
  2. Kilk “Bayar Sekarang” agar diarahkan otomatis ke halaman Sakuku
  3. Login di halaman Sakuku menggunakan nomor handphone yang terdaftar
  4. Dapatkan QR Code setelah proses login selesai
  5. Buka aplikasi Sakuku melalui smartphone kemudian pilih “Bayar Belanja”
  6. Scan QR Code menggunakan smartphone
  7. Jika scanning berhasil, masuk ke laman “Konfirmasi Transaksi”
  8. Klik tombol “Lanjut” untuk membayar nominal transaksi
  9. Transaksi selesai
g. Cara Bayar Belanja Online Pakai I.Saku
  1. Buka aplikasi I.Saku dan klik menu “Virtual Lain”
  2. Klik menu “Belanja Online”
  3. Plih nama toko online yang diinginkan
  4. Masukan kode bayar kemudian klik “Lanjut”
  5. Konfirmasi pembayaran dengan memasukkan nomor PIN
  6. Transaksi selesai
h. Cara Bayar Belanja Online Pakai Paytren
  1. Login ke aplikasi Paytren dan pilih menu “Bayar”
  2. Klik tombol “Kode Bayar” dan masukan PIN transaksi
  3. Klik “Bayar” dan verifikasi pembayaran.
  4. Transaksi selesai
i. Cara Bayar Belanja Online Pakai DOKU
  1. Pilih pembayaran menggunakan DOKU
  2. Log In ulang ke akun DOKU
  3. Masukan PIN DOKU untuk veriifikasi pembayaran
  4. Transaksi selesai
j. Cara Bayar Belanja Online Pakai Paypal
  1. Pilih metode pembayaran melalui Paypal
  2. Masukkan e-mail dan password Paypal untuk login
  3. Transaksi selesai
k. Cara Bayar Belanja Online Pakai ShopeePay
  1. Pilih “ShopeePay di halaman Opsi Pembayaran
  2. Buat pesanan dan pastikan harga yang akan dibayar
  3. Masukan PIN ShopeePay dan klik “Konfirmasi”
  4. Transaksi selesai
l. Cara Bayar Belanja Online Pakai Indomaret/Alfamart
  1. Ketahui kode pembayaran untuk transaksi yang dilakukan
  2. Beritahu kode pembayaran kepada kasir toko terkait (Alfamart, Indomaret)
  3. Bayar sejumlah uang sesuai dengan nilai transaksi pada kasir toko
m. Cara Bayar Belanja Online Pakai Fitur COD
  1. Tentukan daerah COD
  2. Atur waktu untuk COD
  3. Bayar sejumlah uang sesuai dengan nilai transaksi pada kurir COD
Cek petunjuk lengkapnya di video ini

Keuntungan Menggunakan Alat Pembayaran Tanpa Rekening dan Kartu Kredit untuk Belanja Online

  • Alat pembayaran seperti e-wallet memiliki akses yang menyerupai kartu perbankan konvensional
  • E-wallet juga menawarkan keamanan lebih untuk segala macam ukuran transaksi
  • Bisa bertransaksi di retailer dan toko online yang lebih heterogen
  • Terkadang menawarkan reward dan diskon yang bisa dipakai untuk berhemat
  • Membantu melacak dan membatasi pengeluaran dalam pengaturan keuangan karena tercatat dengan detail dalam aplikasi seperti e-wallet

Kelemahan Menggunakan Alat Pembayaran Tanpa Rekening dan Kartu Kredit untuk Belanja Online

  • Beberapa metode pembayaran mensyaratkan sejumlah biaya administrasi dalam jumlah tertentu
  • Tidak bisa melacak keabsahan sumber dana
  • Metode pembayaran seperti e-wallet sangat bergantung pada konektivitas gadget
  • Tidak universal karena belum tentu selalu bisa digunakan pada semua wilayah atau negara
  • Tidak semua toko online menyediakan opsi pembayaran tanpa rekening atau tanpa kartu kredit
***
Metodologi :
1). Alat pembayaran alternatif ini dipilih melalui pemeriksaan manual untuk mengetahui ada atau tidaknya penggunaan rekening maupun kartu kredit pada tahap pendaftaran pengguna. Keberadaan alat pembayaran yang ada dalam daftar ini tidak dipengaruhi oleh konten bersponsor ataupun merchant berbayar.
2). Keterangan tagihan rumah tangga dalam daftar layanan pembayaran mencakup tagihan BPJS, listrik, air, TV kabel, dan telepon kabel.
***